Perspektif

Percakapan Dengan Bapak Nurul Ichwan,
Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal, Kementerian Penanaman Modal/BKPM

Dari tanggal 20 Mei hingga 3 Juni, delegasi Indonesia yang terdiri dari pejabat senior Kementerian Penanaman Modal/BKPM dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS memulai misi studi dan jaringan selama dua minggu di seluruh Eropa. Misi yang difasilitasi oleh ARISE+ Indonesia ini dipimpin oleh Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal, BKPM, Bapak Nurul Ichwan. Delegasi tersebut bertemu dengan perwakilan Komisi Eropa, berbagai lembaga keuangan, perintis perusahaan teknologi tinggi, dan ekosistem sektoral terkemuka dunia.

Agendanya termasuk diskusi tentang inisiatif dan instrumen pembiayaan unggulan baru Uni Eropa, Gerbang Global dan Dana Eropa untuk Pembangunan Berkelanjutan Plus (EFSD+) dan pertukaran wawasan tentang kota pintar, mobilitas perkotaan, energi terbarukan, perawatan kesehatan, agribisnis, dan ekonomi hijau.

Inisiatif ini merupakan bagian dari komitmen ARISE+ Indonesia untuk mendukung BKPM dalam mengembangkan Rencana Daya Tarik Investasi UE-Indonesia. Rencana tersebut sangat penting dalam mewujudkan agenda dan target investasi Indonesia, sehingga memberikan kontribusi bagi visi bangsa yang lebih luas.

Setelah misi berhasil diselesaikan, kami diberi kesempatan untuk terlibat dalam diskusi yang bermanfaat dengan Bapak Nurul Ichwan. Kami mengeksplorasi wawasan utama yang diperoleh dari misi studi dan membahas strategi potensial untuk membina kemitraan yang bermanfaat antara Indonesia dan Uni Eropa (UE) untuk meningkatkan Investasi Asing Langsung (FDI) di Indonesia.

Berikut petikan wawancara yang mencerahkan itu.

T: Dapatkah Anda memberikan gambaran arah kebijakan investasi Indonesia periode 2020-2024 dan 2025-2029? Apa tujuan utama dan prioritas yang digariskan dalam kebijakan ini?

NI: Arah kebijakan investasi Indonesia periode 2020-2024 dan 2025-2029 sejalan dengan ambisinya untuk menjadi negara maju dengan PDB terbesar kelima dunia pada tahun 2045. Untuk mewujudkan visi tersebut, pemerintah telah mencanangkan agenda transformasi ekonomi yang menekankan kebijakan yang berkelanjutan dan penciptaan iklim yang ramah investasi. Hal ini menjadi pilar inti dan penggerak pemulihan ekonomi pasca pandemi.

Selama periode 2020-2024, Indonesia telah menetapkan target Penanaman Modal Asing (FDI) sebesar Rp 4.983,2 triliun, meningkat 47,3% dibandingkan dengan lima tahun sebelumnya. Tahun ini, di bawah arahan Presiden kami, kami telah menetapkan target investasi yang ambisius sebesar Rp 1.400 triliun, yang menandakan komitmen kami yang tak tergoyahkan untuk tumbuh dan berkembang. Mencapai tujuan investasi tersebut membutuhkan upaya yang luar biasa dan arah kebijakan investasi yang jelas, memungkinkan kita untuk membuka peluang baru dan mendorong kemajuan bangsa kita.

Untuk mengarahkan transformasi ekonomi Indonesia, enam strategi penting telah diidentifikasi. Strategi tersebut meliputi mendorong ekonomi hijau dan rendah karbon, meningkatkan produktivitas ekonomi, merangkul transformasi digital, mendorong integrasi ekonomi domestik, memprioritaskan pengembangan sumber daya manusia, dan melaksanakan pemindahan ibu kota negara secara berani. Selain itu, sektor prioritas telah ditetapkan untuk menarik investasi, termasuk industri padat karya, usaha berorientasi ekspor, proyek energi terbarukan, pembangunan infrastruktur, ekonomi digital, dan industri bernilai tambah. Strategi-strategi ini akan membuka jalan bagi pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif.

Kebijakan investasi kami mengutamakan aspek-aspek utama yang mendorong realisasi investasi, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Ini melibatkan keterlibatan aktif dalam kegiatan promosi dan fasilitasi, serta persiapan proposal dan peta investasi yang cermat yang menguraikan proyek-proyek strategis dan prioritas, siap disajikan kepada calon investor. Selain itu, kami berkomitmen untuk mengoptimalkan perizinan usaha melalui sistem OSS (Online Single Submission) yang disederhanakan, yang menjamin kemudahan dan mendorong iklim investasi yang menarik dan kondusif. Dalam dedikasi kami yang tak tergoyahkan kepada investor, kami bertekad untuk mengatasi masalah investasi melalui fasilitasi dan dukungan menyeluruh yang komprehensif, memastikan bahwa tantangan diselesaikan dengan cepat.

Kebijakan dan strategi investasi yang komprehensif ini menyoroti komitmen Indonesia untuk mendorong transformasi ekonomi, menarik investasi, dan mendorong pembangunan berkelanjutan untuk kepentingan rakyatnya dan ekonomi global.

T: Baru-baru ini, Anda memimpin delegasi Indonesia mengunjungi beberapa negara Eropa untuk menjalin kontak dan mempelajari inovasi dalam mobilitas perkotaan, energi terbarukan, kota berkelanjutan, dan layanan kesehatan. Apa yang akan Anda anggap sebagai kesimpulan utama dari misi ini?

NI: Selama misi, delegasi Indonesia kami memiliki kesempatan untuk terlibat langsung dengan Komisi Eropa dan berbagai lembaga pembiayaan, memperoleh wawasan berharga tentang berbagai struktur pembiayaan proyek investasi. Kami melihat antusiasme yang besar dari mitra Eropa kami terhadap proyek pembangunan berkelanjutan yang siap diluncurkan, terlepas dari apakah itu skala kecil, menengah atau besar. Hal ini menyoroti serangkaian peluang yang menarik bagi Indonesia, peluang yang segera kami tunjukkan dengan menyajikan Peta Peluang Investasi, sebuah proyek yang dikuratori oleh Kementerian Investasi serta daftar proyek infrastruktur nasional dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional untuk selanjutnya pertimbangan.

Salah satu pengalaman unik dari kunjungan ini adalah melihat keberhasilan implementasi model triple helix UE - sebuah sistem yang mengintegrasikan pendidikan, penelitian, dan industri. Model ini telah terbukti menjadi saluran yang efektif untuk inovasi di berbagai sektor. Kami percaya bahwa inovasi adalah kekuatan pendorong untuk meningkatkan produktivitas ekonomi dan mendorong pertumbuhan di negara maju. Di UE, kami mengamati bahwa model ini seringkali dimulai dari yang kecil, tumbuh secara organik dari bawah ke atas, dan bahkan muncul sebagai respons terhadap krisis. Kami ingin membina kerja sama yang erat dengan mitra kami di Uni Eropa untuk mereplikasi model serupa yang disesuaikan untuk memanfaatkan keunggulan unik Indonesia.

T: Bagaimana Anda yakin temuan ini dapat berkontribusi pada upaya promosi dan pengembangan investasi Indonesia di sektor-sektor ini?

NI: Misi kami telah menawarkan wawasan penting yang kami yakini dapat secara langsung mendorong upaya promosi investasi Indonesia. Sepanjang perjalanan kami, kami terlibat dengan beberapa perusahaan UE yang beroperasi di sektor biotek, teknologi pertanian, dan energi terbarukan yang menunjukkan minat yang besar dan rencana nyata untuk berinvestasi di Indonesia. Kami berencana untuk segera memanfaatkan minat ini dengan menyediakan informasi, data, dan kontak yang diperlukan, bahkan memfasilitasi kunjungan mereka ke Indonesia dalam waktu dekat.

Baik Uni Eropa maupun beberapa lembaga pembiayaan telah menyatakan keinginan yang kuat untuk memperluas portofolio investasinya di Indonesia. Sebagai langkah awal, kami mempresentasikan kepada mereka pilihan proyek yang menjanjikan sesuai dengan sektor target mereka. Kami yakin bahwa dialog ini akan dipertahankan hingga kolaborasi membuahkan hasil. Menariknya, salah satu lembaga pembiayaan Belanda berencana mengunjungi Jakarta pada Juli 2023 untuk bertemu dengan pemangku kepentingan terkait untuk pembahasan lebih detail.

Poin pembelajaran penting lainnya adalah keberhasilan implementasi Sistem Perdagangan Emisi (ETS) di Uni Eropa, yang telah berkembang dan matang sejak dimulai pada tahun 2005. Mengingat Indonesia telah meluncurkan ETS untuk subsektor pembangkit listrik tenaga batubara pada awal tahun 2023, dan berencana untuk memperluasnya secara bertahap ke subsektor lain, ini memberi kami tolok ukur yang berharga. Saat ini, Pemerintah Indonesia di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves) sedang menyusun kebijakan perdagangan karbon yang rencananya akan dirilis pada pertengahan tahun 2023. Komisi Eropa dengan murah hati telah menyampaikan undangan untuk diskusi lebih lanjut dengan Indonesia. Ini adalah peluang yang harus kita raih, karena UE berdiri sebagai pelopor dan organisasi perdagangan karbon tertua di dunia.

T: Ke depan, apakah Anda melihat potensi kemitraan di masa depan antara Indonesia dan Uni Eropa (UE) untuk mendorong peningkatan Penanaman Modal Asing (FDI), khususnya di bidang mobilitas perkotaan, energi terbarukan, kota berkelanjutan, dan perawatan kesehatan? Jika ya, bidang kolaborasi atau inisiatif bersama apa yang menurut Anda dapat mendorong investasi di sektor-sektor ini?

NI: Kami menyadari bahwa UE saat ini berdiri sebagai penghubung global untuk teknologi hijau dan pembangunan berkelanjutan, menawarkan banyak solusi, inovasi, dan teknologi mutakhir yang dirancang untuk meningkatkan kualitas hidup. Mereka juga telah menunjukkan rekam jejak yang sukses dalam menerapkan praktik terbaik. Mempertimbangkan kekuatan yang berbeda dari Indonesia dan UE, bersama dengan signifikansi mendesak dan urgensi masalah lingkungan, kami yakin percepatan transisi energi di Indonesia harus menjadi fokus utama dari upaya kolaboratif kami. Ini melibatkan peningkatan investasi dalam pembangkit dan teknologi energi terbarukan, mendorong pengembangan ekosistem kendaraan listrik, dan mendapatkan dukungan pembiayaan melalui berbagai skema yang disediakan oleh UE dan negara-negara anggotanya.

Berkenaan dengan investasi langsung, kami bermaksud untuk mengaktifkan kembali EU Desk di Kementerian Penanaman Modal/BKPM. Bersama dengan ARISE+ Indonesia dan bekerja sama dengan Indonesia Investment Promotion Centre (IIPC) London, kami dapat menyusun daftar singkat dan memulai dialog dengan sejumlah besar calon perusahaan UE.

Eksplorasi lebih lanjut dapat difasilitasi melalui pertemuan dan forum yang ditargetkan di dalam UE atau misi investasi ke Indonesia yang didukung oleh UE. Kami juga membayangkan Desk UE berfungsi sebagai saluran untuk menghubungkan proyek berkelanjutan di Indonesia dengan berbagai instrumen pembiayaan UE, termasuk dalam kerangka Global Gateway, EFSD+ (European Fund for Sustainable Development Plus), dan JETP (Just Energy Transition Partnership) .

T: Dari interaksi dan pengamatan Anda saat berinteraksi dengan calon investor di Eropa, apa saja faktor atau persyaratan utama yang biasanya dicari atau dibutuhkan oleh investor Eropa untuk berinvestasi dengan percaya diri di Indonesia?

NI: Sangat penting untuk mengakui peran penting komunikasi dan penyediaan informasi. Banyak investor Eropa, seperti yang kami temukan, kurang memahami lanskap Indonesia secara mendalam. Oleh karena itu, mereka sangat termotivasi untuk mengumpulkan informasi sebanyak mungkin. Ini tidak hanya membantu mereka menghindari risiko bisnis tetapi juga meyakinkan mereka untuk berkomitmen pada proyek yang benar-benar siap untuk investasi.

Preferensi investor dapat bervariasi, namun ada faktor atau persyaratan kunci tertentu yang biasanya mereka pertimbangkan: pertama, potensi pasar dan aksesibilitas memainkan peran penting. Misalnya, investor Eropa sangat tertarik dengan ukuran dan potensi pertumbuhan pasar Indonesia. Mereka sering mengevaluasi elemen seperti daya beli, tren konsumen, dan permintaan pasar untuk produk atau layanan spesifik mereka. Selain itu, mereka melihat nilai dalam mengakses tidak hanya pasar domestik tetapi juga pasar regional, karena memungkinkan penetrasi pasar yang lebih luas.

Kedua, mereka memperhatikan Lingkungan Bisnis secara keseluruhan. Investor Eropa menghargai lingkungan yang kondusif untuk bisnis. Mereka mencari administrasi yang disederhanakan, birokrasi yang efisien, dan peraturan yang jelas dan tidak ambigu. Kerangka hukum dan peraturan yang kuat, transparan, dan dapat diprediksi adalah aspek penting lainnya yang mereka cari.

Ketiga, ketersediaan tenaga kerja terampil merupakan aspek penting, terutama untuk memfasilitasi kegiatan industri yang inovatif dan berteknologi tinggi.

Selanjutnya, stabilitas politik dan ekonomi sangat penting bagi investor. Bahkan, stabilitas politik Indonesia dan pertumbuhan ekonomi yang konsisten cukup menarik bagi investor Eropa.

Adanya insentif investasi menjadi faktor lain yang mereka pertimbangkan, seperti keringanan pajak, tax holiday, bea masuk, dan paket insentif lainnya.

Terakhir, investor Eropa memberikan penekanan yang signifikan pada pembangunan infrastruktur. Infrastruktur sangat memengaruhi efisiensi rantai pasokan, mengurangi biaya logistik, dan terutama meningkatkan konektivitas.

T: Untuk menarik investor UE, strategi atau pendekatan apa yang menurut Anda dapat dikembangkan untuk secara efektif mempromosikan investasi di Indonesia yang akan beresonansi dengan investor UE dan mendorong mereka untuk mempertimbangkan Indonesia sebagai tujuan investasi yang menarik?

NI: Berbagai strategi dapat digunakan untuk menarik investor UE dan mendorong mereka untuk memandang Indonesia sebagai pusat investasi yang menguntungkan. Yang paling kritis dari upaya ini melibatkan penyebaran informasi yang relevan melalui kolaborasi dengan berbagai entitas seperti Kedutaan Besar Indonesia di negara-negara UE, asosiasi bisnis, dan wadah pemikir, menyoroti beberapa poin kunci penting, termasuk: pertama, potensi pasar Indonesia yang besar dan kuat, menampilkan peningkatan kelas menengah, pertumbuhan ekonomi yang stabil dan demografi yang menguntungkan.

Kedua, penting juga untuk menggarisbawahi komitmen Indonesia untuk meningkatkan kemudahan berusaha, memperkuat transparansi peraturan, dan memperkuat perlindungan investor, termasuk memberikan informasi yang komprehensif tentang berbagai insentif investasi.

Ketiga, kita harus fokus pada rencana dan proyek pembangunan infrastruktur Indonesia, termasuk di sektor transportasi, energi, dan telekomunikasi. Kami dapat menggarisbawahi komitmen pemerintah untuk meningkatkan konektivitas domestik, menyempurnakan jaringan logistik untuk rantai pasok, dan memperluas akses pasar.

Keempat, kita harus memberikan informasi tentang komitmen Indonesia terhadap keberlanjutan dan inisiatif hijau. Ini termasuk upaya kami untuk memitigasi perubahan iklim dan mengembangkan energi terbarukan, yang menggambarkan dukungan pemerintah terhadap praktik bisnis yang ramah lingkungan.

Kelima, kita juga harus menyoroti ketersediaan tenaga kerja lokal. Investor UE biasanya cukup tertarik untuk menjajaki peluang kemitraan dengan perusahaan lokal atau Badan Usaha Milik Negara Indonesia.

Selanjutnya, kita harus mengidentifikasi beberapa sektor yang menarik bagi investor UE. Ini dapat mencakup bidang-bidang seperti manufaktur, energi terbarukan, teknologi, pariwisata, dan perawatan kesehatan.

Strategi efektif lainnya adalah penyelenggaraan forum bisnis, kelompok usaha kecil, seminar, konferensi, dan misi investasi langsung serta kunjungan ke Indonesia.

Terakhir, membangun kepercayaan dan memberikan fasilitasi dari tahap penyediaan informasi hingga tahap operasional di Indonesia adalah kuncinya. Dengan cara ini, investor merasa didukung dan dibimbing sepanjang perjalanan investasi mereka di Indonesia. 

T: ARISE+ Indonesia saat ini sedang bekerja dengan tim Anda untuk Rencana Daya Tarik Investasi Indonesia-UE. Apa harapan dan ekspektasi Anda terkait keterlibatan dan dukungan UE dalam mengimplementasikan rencana atraksi ini, setelah selesai?

NI: Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, harapan kami adalah kerjasama ini akan membuahkan hasil yang nyata, khususnya peningkatan realisasi investasi berkualitas tinggi dari UE ke Indonesia. Tentu saja, proses ini memakan waktu, melibatkan berbagai tahapan mulai dari menganalisis sektor-sektor prioritas, memilih perusahaan-perusahaan potensial, melakukan penjajakan lebih lanjut dengan perusahaan-perusahaan tersebut, dan akhirnya mencapai financial closure. Kami mengharapkan kerja sama dan dukungan UE yang berkelanjutan selama proses ini, salah satu aspek penting yang mencakup pengaktifan kembali Desk UE.

Selain itu, kami berharap UE dapat memfasilitasi komunikasi dengan perusahaan potensial terpilih, komunitas bisnis yang lebih luas, dan lembaga pembiayaan di UE, melanjutkan upaya yang dimulai melalui kunjungan baru-baru ini ke Eropa yang difasilitasi oleh ARISE+ Indonesia. Membangun jalur komunikasi adalah salah satu tantangan signifikan kami dalam mendekati perusahaan dan mitra di UE.

Sebagai penutup, saya ingin menyampaikan terima kasih kepada ARISE+ Indonesia atas bantuan mereka yang tak ternilai dalam pengembangan Rencana Daya Tarik Investasi Indonesia-UE, organisasi misi ke Eropa, dan peran penting mereka dalam memfasilitasi hubungan dengan investor UE. Dukungan mereka yang tak tergoyahkan tidak hanya berkontribusi pada realisasi agenda dan target investasi kami, tetapi juga memajukan visi Indonesia secara signifikan.

Kolaborasi ini merupakan wujud kemitraan strategis yang berperan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, mendorong inovasi, dan membangun masa depan Indonesia yang berkelanjutan. Pada akhirnya, upaya ini berfungsi untuk meningkatkan kehidupan masyarakat kita, memberikan kontribusi untuk masa depan yang lebih cerah bagi seluruh rakyat Indonesia. Kami berharap dan bersemangat tentang apa yang ada di depan dan dengan tulus menghargai komitmen dan dukungan berkelanjutan dari ARISE+ Indonesia.

Subscribe to the ARISE+ Indonesia newsletter