Kegiatan

22 Juli 2024 - Bantuan Teknis II

Pakar Perdagangan Karbon Internasional ARISE+ Indonesia, Dr. Divaldo Rezende, baru-baru ini menyelesaikan misi kedua ke Jakarta untuk melakukan konsultasi dan diskusi terperinci mengenai laporannya yang berjudul “Mengoptimalkan Pasar Karbon Indonesia”, yang dibagikan kepada para pemangku kepentingan utama Pemerintah Indonesia awal tahun ini.

Seiring dengan semakin banyaknya model ekonomi berkelanjutan di dunia, Indonesia telah mengambil langkah-langkah penting untuk meningkatkan kerangka perdagangan karbonnya. Dengan Presiden Terpilih dan pemerintahan barunya yang akan mulai menjabat pada bulan Oktober tahun ini, misi ini memberikan kesempatan yang tepat untuk membahas sejumlah rekomendasi utama laporan tersebut baik dengan Tim Transisi Presiden Terpilih, maupun pejabat utama dan pemangku kepentingan lainnya di kementerian dan otoritas terkait.

Pembentukan badan khusus dengan jalur pelaporan langsung ke kantor Presiden merupakan salah satu rekomendasi utama. Badan ini akan mengawasi kerangka regulasi, memastikan kepatuhan terhadap standar internasional, dan mendorong koordinasi yang kuat dengan kementerian terkait. Selain itu, laporan tersebut menganjurkan penerapan model kemitraan publik-swasta (KPS) untuk menarik investasi asing bagi proyek ekonomi hijau, yang menjanjikan keuntungan bagi pembangunan negara dan bisnis.

Peningkatan strategis muncul dari konsultasi ekstensif dengan para pemangku kepentingan utama Indonesia dan analisis model perdagangan karbon internasional, baik yang bersifat sukarela maupun berbasis kepatuhan. Rekomendasi juga mencakup peningkatan keterlibatan pemangku kepentingan, pembangunan kapasitas dan pendidikan, penyempurnaan kebijakan dan kerangka hukum, pengembangan teknologi dan infrastruktur, serta pengintegrasian mekanisme dan insentif keuangan.

Temuan laporan tersebut dibahas dalam sebuah lokakarya di Jakarta pada tanggal 20 Juni 2024, yang dihadiri oleh para pemangku kepentingan utama pemerintah dan mitra Eropa, yang merefleksikan lanskap pascapemilu saat ini. Robert Marbun, Staf Ahli Hubungan Kelembagaan di BKPM, menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan Uni Eropa melalui program ARISE+ Indonesia, dengan menekankan pentingnya penerapan rekomendasi ini untuk meningkatkan visibilitas pasar karbon Indonesia secara global.

"Kami ingin meningkatkan visibilitas di antara para pemangku kepentingan dan investor global, khususnya dari EU," kata Bapak Marbun. Thibaut Portevin, Kepala Kerja Sama Delegasi EU untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, menggarisbawahi relevansi perdagangan karbon untuk kerja sama di masa mendatang. "Analisis ini sangat tepat waktu. Ini menawarkan peluang yang baik untuk mengambil stok dan memperoleh inspirasi bagi kerja sama kita di masa mendatang," kata Bapak Portevin.

Pertemuan tersebut juga menampilkan wawasan dari Edo Mahendra, Penasihat Khusus Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi untuk Perdagangan Karbon. Bapak Mahendra menggarisbawahi pentingnya transisi ke ekonomi rendah karbon, dengan mengutip solusi teknologi canggih seperti penangkapan udara langsung sebagai hal penting untuk menarik investasi kredit karbon berkualitas tinggi. "Masa depan terletak pada kredit karbon berkualitas tinggi yang didorong oleh teknologi. Di sinilah Indonesia, mudah-mudahan dalam kemitraan dengan EU, dapat memanfaatkan peluang untuk menarik investasi yang signifikan," jelasnya.

Dr. Rezende menekankan pentingnya implementasi yang efektif dari rekomendasi laporan, dengan menyatakan, "Keberhasilan rekomendasi ini bergantung pada implementasi yang efektif, yang menuntut upaya terkoordinasi di berbagai sektor dan tingkat pemerintahan." Ia juga menyoroti perlunya sistem yang dinamis dan responsif yang beradaptasi dengan lanskap lingkungan, ekonomi, dan sosial yang terus berkembang.

Setelah lokakarya multipihak, Dr. Rezende dan Tim ARISE+ bertemu dengan banyak pemangku kepentingan pemerintah dan sektor swasta untuk membahas masing-masing rekomendasi dalam laporan secara lebih rinci. Tim tersebut bertemu dengan Tim Transisi Presiden Terpilih, yang mendukung pembentukan badan khusus untuk mengawasi sistem perdagangan karbon Indonesia. Tim tersebut juga bertemu dengan Asosiasi Perdagangan Karbon Indonesia (ICTA), Kelompok Kerja EuroCham untuk Energi dan Keuangan, Pajak dan Investasi, Kantor KPS Bersama yang diselenggarakan oleh Bappenas, Delegasi EU di Jakarta, perwakilan dari Direktorat Jenderal Aksi Iklim EU (DG CLIMA) di Brussels, dan sejumlah pemangku kepentingan utama lainnya, untuk membahas bagaimana beberapa rekomendasi dapat memperoleh manfaat dari bantuan teknis melalui proyek-proyek EU dalam waktu dekat.

Seiring Indonesia menavigasi kompleksitas industrialisasi hijau dan optimalisasi pasar karbon, jalan ke depan ditandai oleh tantangan dan peluang. Rekomendasi tersebut, jika dilaksanakan secara efektif, tidak hanya dapat meningkatkan daya saing Indonesia tetapi juga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap upaya keberlanjutan lingkungan global.

Subscribe to the ARISE+ Indonesia newsletter